Senin, 26 Maret 2012

Mangrove

Mangrove

 

Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Secara umum hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut dan komunitas tumbuhannya mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut.
Tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove adalah tumbuhan yang bersifat halophyte, atau mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkat keasinan (salinity) air laut dan pada umumnya bersifat alkalin.
Hutan mangrove di Indonesia sering juga disebut hutan bakau. Tetapi istilah ini sebenarnya kurang tepat karena bakau (rhizophora) adalah salah satu family tumbuhan yang sering ditemukan dalam ekosistem hutan mangrove.
Flora ekosistem hutan mangrove sangat bervariasi, tetapi pada umumnya adalah flora yang bersifat halofit. Jenis-jenis tumbuhan yang hidup di hutan mangrove antara lain adalah :
  • Avicenniaceae (api-api, black mangrove, dll)
  • Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza mangrove, dll)
  • Arecaceae (nypa, palem rawa, dll)
  • Rhizophoraceae (bakau, red mangrove, dll)
  • Lythraceae (sonneratia, dll)





Sementara fauna ekosistem hutan mangrove juga sangat beragam, mulai dari hewan-hewan vertebrata seperti berbagai jenis ikan, burung, dan hewan amphibia, dan ular sampai berbagai jenis hewan invertebrata seperti insects, crustacea (udang-udangan), moluska (siput, keong, dll), dan hewan invertebrata lainnya seperti cacing, anemon dan koral.
Ekosistem hutan mangrove adalah salah satu ekosistem hutan yang sangat kaya akan flora dan faunanya.
Kegunaan hutan mangrove sangat banyak. Beberapa diantaranya dapat disebutkan dibawah ini :
  • Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai oleh air laut, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.
  • Sebagai penghasil sejumlah besar detritus bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut.
  • Sebagai daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
  • Sebagai habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet).
  • Sebagai penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas.
  • Sebagai tempat ekowisata.

Terumbu Karang

Ekosistem Terumbu Karang


Penjelasan umum mengenai ekosistem terumbu karang

Istilah terumbu karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut digabungkan.  Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu ekosistem dan kata lainnya merujuk pada suatu komunitas bentik atau yang hidup di dasar substrat. Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan terumbu karang (gambar 1).

Terumbu Reef     =     

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska.      
Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir.       Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air.        

Karang Coral     =     

Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.        

Karang terumbu     =     

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral).      
Berbeda dengan batu karang (rock), yang merupakan benda mati.        

Terumbu karang     =     

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis­jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis­jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton
Image 
Gambar 1. Ekosistem terumbu karang (atas), karang terumbu dan matriks terumbu (tengah), serta insert hewan karang (bawah)

Tipe-tipe terumbu karang

Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai sekarang masih secara luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah (gambar 2): 
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar.  Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau.  Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.  Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh:  Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter.  Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)
Image 
Gambar 2. Tipe-tipe terumbu karang, yaitu terumbu karang tepi (kiri), terumbu karang penghalang (tengah), dan terumbu karang cincin (kanan).
Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di Indonesia bisa digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas.  Dengan demikian, ada satu tipe terumbu karang lagi yaitu:
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar.  Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)

Distribusi terumbu karang

Ekosistem terumbu karang dunia diperkirakan meliputi luas 600.000 km2, dengan batas sebaran di sekitar perairan dangkal laut tropis, antara 30 °LU dan 30 °LS. Terumbu karang dapat ditemukan di 109 negara di seluruh dunia, namun diduga sebagian besar dari ekosistem ini telah mengalami kerusakan
atau dirusak oleh kegiatan manusia setidaknya terjadi di  93 negara.  Gambar 1 memperlihatkan peta lokasi sebaran ekosistem terumbu karang di seluruh dunia.
Image 
Gambar 3. Distribusi terumbu karang dunia
Berdasarkan distribusi geografinya maka 60% dari terumbu dunia ditemukan di Samudera Hindia dan Laut Merah, 25% berada di Samudera Pasifik dan sisanya 15% terdapat di Karibia. Pembagian wilayah terumbu karang dunia yang lain dan lebih umum digunakan adalah:

a. ndo-Pasifik,

Region Indo-Pasifik terbentang mulai dari Asia Tenggara sampai ke Polinesia dan Australia, ke bagian barat sampai ke Samudera sampai Afrika Timur. Region ini merupakan bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska.

b. Atlantik bagian barat,

Region Atlantik Barat terbentang dari Florida sampai Brazil, termasuk daerah Bermuda, Bahamas, Karibia, Belize dan Teluk Meksiko.

c. Laut Merah,

Region Laut Merah, terletak di antara Afrika dengan Saudi Arabia. 
Terumbu karang adalah ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Terbatasnya penyebaran terumbu karang di perairan tropis dan secara melintang terbentang dari wilayah selatan Jepang sampai utara Australia dikontrol oleh faktor suhu dan sirkulasi permukaan (surface circulation). Penyebaran terumbu karang secara membujur sangat dipengaruhi oleh konektivitas antar daratan yang menjadi stepping stones melintasi samudera. Kombinasi antara faktor lingkungan fisik (suhu dan sirkulasi permukaan) dengan banyaknya jumlah stepping stones yang terdapat di wilayah Indo-Pasifik diperkirakan menjadi faktor yang sangat mendukung luasnya pemencaran terumbu karang dan tingginya keanekaragaman hayati biota terumbu karang di wilayah tersebut (gambar 4).
Image 
Gambar 4. Kekayaan jenis karang, ikan, dan moluska di tiap wilayah utama terumbu karang dunia.

Zonasi terumbu karang

Zonasi terumbu karang berdasarkan hubungannya dengan paparan angin terbagi menjadi dua (gambar 5), yaitu:
  • Windward reef (terumbu yang menghadap angin)
  • Leeward reef (terumbu yang membelakangi angin)
Image
Gambar 5. Zonasi umum terumbu karang terhadap paparan angin

Windward reef

Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di reef slope, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak.  Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu atau reef front yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu (patch reef), di bagian atas reef front terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat.  Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau algal ridge. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang sangat dangkal

Leeward reef

Leeward merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin.  Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.

Fungsi dan manfaat terumbu karang dan perannya Terhadap sistem perikanan

 Fungsi terumbu karang
Terumbu karang merupakan ekosistem laut dangkal tropis yang paling kompleks dan produktif. Terumbu karang juga merupakan ekosistem yang rentan terhadap perubahan lingkungan, namun tekanan yang dialaminya semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat di wilayah pesisir. Tingginya tekanan ini diakibatkan oleh banyaknya manfaat dan fungsi yang disediakan oleh terumbu karang dengan daya dukung yang terbatas, sedangkan kebutuhan manusia terus bertambah sepanjang waktu.
Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting. Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut. Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi.
Struktur masif dan kokoh dari terumbu berfungsi sebagai pelindung sempadan pantai, dan ekosistem pesisir lain (padang lamun dan hutan mangrove) dari terjangan arus kuat dan gelombang besar. Struktur terumbu yang mulai terbentuk sejak ratusan juta tahun yang lalu juga merupakan rekaman alami dari variasi iklim dan lingkungan di masa silam, sehingga penting bagi penelitian paleoekologi. Ekosistem ini juga berperan penting dalam siklus biogeokimia secara global, karena kemampuannya menahan nutrien-nutrien dalam sistem terumbu dan perannya sebagai kolam untuk menampung segala bahan yang berasal dari luar sistem terumbu.

 
Oleh: Wenti Juliana. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan, sehingga bangsa Indonesia disebut juga sebagai bangsa bahari. Hamparan laut luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumber daya laut yang memiliki keragaman, baik sumber daya hayati maupun sumber daya lainnya. Salah satu potensi sumber daya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya adalah terumbu karang.
Terumbu karang, selain berfungsi untuk kembangbiak ikan, pelindung pantai dari erosi dan abrasi, juga bermanfaat untuk sektor pariwisata. Terumbu karang merupakan sumber mata pencaharian bagi masyarakat pesisir dan 60 persen penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir.

Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Terumbu karang yang hidup di perairan Indonesia mencapai 284.300 km2 dan terumbu karang Indonesia mencapai 18 persen terumbu karang di dunia. Jenis terumbu karang tersebut lebih kurang 354 jenis yang terbagi ke dalam 75 marga. Fakta lain menyebutkan, pendapatan terumbu karang Indonesia mencapai US$1,6 milyar/tahun, dan pendapatan pelayanan dan sumber dayanya mencapai 61,9 milyar/tahun. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis di antaranya hidup di terumbu karang.

Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3-10 ton ikan per kilometer persegi per tahun. Keindahan terumbu karang sangat potensial untuk wisata bahari Indonesia. Masyarakat di sekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran dan penginapan, sehingga pendapatan mereka bertambah.@Lihat saja Raja Ampat di Papua, daerah tersebut begitu terkenal dan dikunjungi para wisatawan karena terumbu karangnya yang indah.

Sayangnya, karena ketidakpedulian masyarakat akan pentingnya terumbu karang bagi kehidupan manusia, sekitar 30 persen terumbu karang di lautan Indonesia mengalami kerusakan. Tidak hanya di Indonesia, terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang paling terancam rusak di dunia. Perkiraan terakhir menunjukkan bahwa 10 persen dari terumbu karang dunia telah mengalami degradasi atau kerusakan.

Beberapa faktor rusaknya terumbu karang di Indonesia disebabkan karena aktivitas manusia, di antaranya adalah:

1. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk melihatnya.

Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.

2. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.

3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.

4. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.

5. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.

6. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.

7. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.

8. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi terumbu karang.

Tidak sedikit yang berjuang untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang, baik lembaga pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat, dengan cara pemasangan terumbu karang buatan. Terumbu karang buatan adalah bentuk bangunan atau benda yang diturunkan ke dasar perairan sehingga dapat menyerupai atau berfungsi sebagai habitat ikan.

Selain itu, hal terpenting adalah setiap insan menyadari betapa pentingnya kehidupan terumbu karang untuk kita. Banyak masyarakat menggantungkan hidupnya dari sana. Dengan demikian kita bersama-sama menjaga kehidupan terumbu karang. Pemetaan zona penangkapan ikan harus segera diberlakukan, tidak menggunakan alat peledak dan racun ketika menangkap ikan, dan mengurangi algae yang hidup bebas di dalam air.

Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang melestarikan alamnya.

Minggu, 25 Maret 2012

IBU

Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam


Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku

Ibu...

jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga
ibu
tlah kau hujamkan matamu
tuk menentang sang surya
tlah kau hentakan kakimu
tuk menindas bumi
tlah kau mantapkan hatimu
tuk taklukan sang waktu

ibu

tlah kau luangkan begitu banyak waktu
hanya tuk menjaga ku
tlah kau hempaskan kepentingan mu
hanya tuk mengurusku

ibu.

remuk hati ini......melihat mu menangis
hancur raga ini melihatmu terluka
mati raga ini bila kau tiada

Ibu...

hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas

Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu

Sabtu, 24 Maret 2012

Keindahan Dana Tobaa


 Gambar-Gambar Keindahan Halaman kampung saya dan bagaimana letusan gunung toba mengubah kehidupan bumi

                                              Sudah banyak ahli menulis tentang terjadinya Danau Toba. Tapi baru ini yang membuat teori bahwa Danau Toba telah merubah perilaku manusia di atas bumi secara global. Menurut teori ini, letusan yang mengakibatkan terjadinya Danau Tobalah yang membuat manusia menjadi lebih baik dan pintar. Betulkah?                                                                                                                                                                                                          


Tumpal Sinaga menuliskan alasannya untuk anda.

Pada suatu ketika sebuah letusan gunung berapi hampir membunuh semua orang. Sebuah pikiran yang radikal dan menyeramkan tetapi ada alasan untuk percaya itu mungkin benar.
Bencana itu terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu di pulau Sumatera. Tanda-tanda kejadian itu tampak sangat jelas saat ini: sebuah danau bernama Toba dengan sisi terpanjang sekitar 60 mil (100 kilometer). Baru pada tahun 1929 seorang geolog Belanda mengakui bahwa danau itu adalah sebuah kaldera.


 

Kaldera pada hakikatnya adalah sebuah lubang besar di Bumi di mana bagian permukaannya telah runtuh akibat letusan gunung berapi yang dashyat. Sebagai contoh adalah bagian tengah Yellowstone National Park yang berukuran 35 kali 45 mil (60 kali 70 kilometer).
Letusan-letusan yang meninggalkan kaldera-kaldera yang demikian besar tidak sering terjadi (Toba mungkin adalah siklus 400.000 tahunan atau paling tidak sekitar 100.000 tahunan), tetapi ketika itu terjadi, efek-efeknya bersifat global. Toba nampaknya telah menyemburkan sekitar 670 mil kubik (2.790 kilometer kubik) material, setara dengan 560 kali jumlah yang dihasilkan letusan Gunung Pinatubo tahun 1991. Abu dan gas dari Toba mencapai 30 mil (50 kilometer) ke lapisan stratosfir dan menyelimuti seluruh planet.


Sebuah letusan yang dashyat menimbulkan efek-efek ganda pada lapisan biosfir. Sulfur dioksida bercampur dengan air akan membentuk partikel-partikel asam sulfat yang beterbangan, memantulkan dan menyerap sinar matahari. Permukaan planet menjadi dingin, stratosfir memanas dan fotosintesa berkurang.
Akibat-akibat yang segera timbul sama rusaknya. Bill Rose, seorang ahli gunung berapi pada Michigan Tech University, secara khusus tertarik pada abu halus yang diproduksi gunung-gunung berapi. Hujan partikel abu dari langit begitu kecilnya sehingga mereka bisa masuk ke tenggorokan binatang. ”Itu seperti sedang merokok,” katanya.






”Burung burung mati lebih dulu,” kata Rose. ”Bulu bulu mereka akan dipenuhi abu dan tidak bisa bergerak. Kemudian binatang yang lebih besar akan mulai mati.”
Banyak juga manusia yang mati, kata Stanley H. Ambrose dari University of Illionois at Urbana-Champaign. Malahan, berbagai studi mengenai mitokondria DNA pada manusia menunjuk pada kemungkinan terhambatnya keanekaragaam genetik terjadi kira pada saat yang sama dengan letusan Toba, meskipun memang tidak mungkin untuk membuktikan kaitan itu.

Akan tetapi meskipun demikian, Ambrose percaya bahwa perilaku manusia menunjukkan perubahan setelah Toba. Sebelum terjadinya letusan itu, sulit mendapatkan bukti kalau manusia sudah melakukan jaringan kerja jarak jauh. Setelah itu, manusia di Kenya, sekitar 4.000 mil (6.400 kilometer) dari Toba, kelihatan sudah bepergian sejauh 200 mil (300 kilometer) membawa barang barang terbuat dari batu yang diperhalus. Teori Ambrose adalah bahwa manusia yang mau belajar bekerja sama dan mau memberi hadiah akan lebih mampu bertahan dari krisis lainnya ketimbang mereka yang hidup dalam kelompok yang terisolasi dan tidak mau mempraktekkan sikap saling memberi dan berkorban bagi kebahagiaan orang lain.
Jadi bisa dikatakan memberi hadiah akan menyelamatkan dunia, sebuah penutup yang memberi harapan dari kisah tentang bencana ini.