Ekosistem Terumbu Karang
Penjelasan umum mengenai ekosistem terumbu karang
Istilah
terumbu karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang
apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua
kata tersebut digabungkan. Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh
berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu
ekosistem dan kata lainnya merujuk pada suatu komunitas bentik atau yang
hidup di dasar substrat. Berikut ini adalah definisi singkat dari
terumbu, karang, karang terumbu, dan terumbu karang (gambar 1).
Terumbu Reef =
Endapan masif batu kapur (limestone),
terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan
karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur
dan moluska.
Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi
struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut,
terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau
pasir di dekat permukaan air.
Karang Coral =
Disebut
juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia,
yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.
Karang terumbu =
Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral).
Berbeda dengan batu karang (rock), yang merupakan benda mati.
Terumbu karang =
Ekosistem
di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil
kapur (CaCO3) khususnya jenisjenis karang batu dan alga berkapur,
bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti
jenisjenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan
tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan
sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton
Gambar 1. Ekosistem terumbu karang (atas), karang terumbu dan matriks terumbu (tengah), serta insert hewan karang (bawah)
Tipe-tipe terumbu karang
Berdasarkan
bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan
(land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai
sekarang masih secara luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah
(gambar 2):
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu
karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai
dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40
meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas.
Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang
ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang
mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas
mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan
(Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu
karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar
0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman
hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah
perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang
penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk
gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef
(Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi
Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang
yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik
yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari
terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh:
Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana
(NTT), Mapia (Papua)
Gambar
2. Tipe-tipe terumbu karang, yaitu terumbu karang tepi (kiri), terumbu
karang penghalang (tengah), dan terumbu karang cincin (kanan).
Namun
demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di Indonesia bisa
digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan
demikian, ada satu tipe terumbu karang lagi yaitu:
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island).
Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam
kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau
ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman
relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung
Batu (Aceh)
Distribusi terumbu karang
Ekosistem terumbu
karang dunia diperkirakan meliputi luas 600.000 km2, dengan batas
sebaran di sekitar perairan dangkal laut tropis, antara 30 °LU dan 30
°LS. Terumbu karang dapat ditemukan di 109 negara di seluruh dunia,
namun diduga sebagian besar dari ekosistem ini telah mengalami kerusakan
atau dirusak oleh kegiatan manusia setidaknya terjadi di 93
negara. Gambar 1 memperlihatkan peta lokasi sebaran ekosistem terumbu
karang di seluruh dunia.
Gambar 3. Distribusi terumbu karang dunia
Berdasarkan
distribusi geografinya maka 60% dari terumbu dunia ditemukan di
Samudera Hindia dan Laut Merah, 25% berada di Samudera Pasifik dan
sisanya 15% terdapat di Karibia. Pembagian wilayah terumbu karang dunia
yang lain dan lebih umum digunakan adalah:
a. ndo-Pasifik,
Region
Indo-Pasifik terbentang mulai dari Asia Tenggara sampai ke Polinesia
dan Australia, ke bagian barat sampai ke Samudera sampai Afrika Timur.
Region ini merupakan bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya
dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska.
b. Atlantik bagian barat,
Region
Atlantik Barat terbentang dari Florida sampai Brazil, termasuk daerah
Bermuda, Bahamas, Karibia, Belize dan Teluk Meksiko.
c. Laut Merah,
Region Laut Merah, terletak di antara Afrika dengan Saudi Arabia.
Terumbu
karang adalah ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di
wilayah Indo-Pasifik. Terbatasnya penyebaran terumbu karang di perairan
tropis dan secara melintang terbentang dari wilayah selatan Jepang
sampai utara Australia dikontrol oleh faktor suhu dan sirkulasi
permukaan (surface circulation). Penyebaran terumbu karang secara
membujur sangat dipengaruhi oleh konektivitas antar daratan yang menjadi
stepping stones melintasi samudera. Kombinasi antara faktor lingkungan
fisik (suhu dan sirkulasi permukaan) dengan banyaknya jumlah stepping
stones yang terdapat di wilayah Indo-Pasifik diperkirakan menjadi faktor
yang sangat mendukung luasnya pemencaran terumbu karang dan tingginya
keanekaragaman hayati biota terumbu karang di wilayah tersebut (gambar
4).
Gambar 4. Kekayaan jenis karang, ikan, dan moluska di tiap wilayah utama terumbu karang dunia.
Zonasi terumbu karang
Zonasi terumbu karang berdasarkan hubungannya dengan paparan angin terbagi menjadi dua (gambar 5), yaitu:
- Windward reef (terumbu yang menghadap angin)
- Leeward reef (terumbu yang membelakangi angin)

Gambar 5. Zonasi umum terumbu karang terhadap paparan angin
Windward reef
Windward
merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali
oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas.
Di reef slope, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter
dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman
sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu atau reef front yang
memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh
dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu
(patch reef), di bagian atas reef front terdapat penutupan alga koralin
yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang
yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau algal ridge.
Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang
sangat dangkal
Leeward reef
Leeward merupakan
sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki
hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan
memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba
biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk
pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air
yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
Fungsi dan manfaat terumbu karang dan perannya Terhadap sistem perikanan
Fungsi terumbu karang
Terumbu karang merupakan ekosistem laut dangkal tropis yang paling
kompleks dan produktif. Terumbu karang juga merupakan ekosistem yang
rentan terhadap perubahan lingkungan, namun tekanan yang dialaminya
semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan
aktivitas masyarakat di wilayah pesisir. Tingginya tekanan ini
diakibatkan oleh banyaknya manfaat dan fungsi yang disediakan oleh
terumbu karang dengan daya dukung yang terbatas, sedangkan kebutuhan
manusia terus bertambah sepanjang waktu.
Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies
laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan
mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah
spesies yang memiliki nilai ekonomis penting. Banyaknya spesies makhluk
hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem
ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut. Saat ini, peran terumbu
karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber
penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis
dan farmasi.
Struktur masif dan kokoh dari terumbu berfungsi sebagai pelindung
sempadan pantai, dan ekosistem pesisir lain (padang lamun dan hutan
mangrove) dari terjangan arus kuat dan gelombang besar. Struktur terumbu
yang mulai terbentuk sejak ratusan juta tahun yang lalu juga merupakan
rekaman alami dari variasi iklim dan lingkungan di masa silam, sehingga
penting bagi penelitian paleoekologi. Ekosistem ini juga berperan
penting dalam siklus biogeokimia secara global, karena kemampuannya
menahan nutrien-nutrien dalam sistem terumbu dan perannya sebagai kolam
untuk menampung segala bahan yang berasal dari luar sistem terumbu.
Oleh: Wenti Juliana.
Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan, sehingga bangsa
Indonesia disebut juga sebagai bangsa bahari. Hamparan laut luas
merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumber
daya laut yang memiliki keragaman, baik sumber daya hayati maupun
sumber daya lainnya. Salah satu potensi sumber daya hayati yang tak
ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya adalah terumbu
karang.
Terumbu karang, selain
berfungsi untuk kembangbiak ikan, pelindung pantai dari erosi dan
abrasi, juga bermanfaat untuk sektor pariwisata. Terumbu karang
merupakan sumber mata pencaharian bagi masyarakat pesisir dan 60 persen
penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir.
Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh
Indo-Pasifik. Terumbu karang yang hidup di perairan Indonesia mencapai
284.300 km2 dan terumbu karang Indonesia mencapai 18 persen terumbu
karang di dunia. Jenis terumbu karang tersebut lebih kurang 354 jenis
yang terbagi ke dalam 75 marga. Fakta lain menyebutkan, pendapatan
terumbu karang Indonesia mencapai US$1,6 milyar/tahun, dan pendapatan
pelayanan dan sumber dayanya mencapai 61,9 milyar/tahun. Dari 132 jenis
ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis di antaranya hidup di
terumbu karang.
Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3-10 ton ikan per kilometer
persegi per tahun. Keindahan terumbu karang sangat potensial untuk
wisata bahari Indonesia. Masyarakat di sekitar terumbu karang dapat
memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran
dan penginapan, sehingga pendapatan mereka bertambah.@Lihat saja Raja
Ampat di Papua, daerah tersebut begitu terkenal dan dikunjungi para
wisatawan karena terumbu karangnya yang indah.
Sayangnya, karena ketidakpedulian masyarakat akan pentingnya terumbu
karang bagi kehidupan manusia, sekitar 30 persen terumbu karang di
lautan Indonesia mengalami kerusakan. Tidak hanya di Indonesia, terumbu
karang merupakan salah satu ekosistem yang paling terancam rusak di
dunia. Perkiraan terakhir menunjukkan bahwa 10 persen dari terumbu
karang dunia telah mengalami degradasi atau kerusakan.
Beberapa faktor rusaknya terumbu karang di Indonesia disebabkan karena aktivitas manusia, di antaranya adalah:
1. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan
yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk
melihatnya.
Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang
terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh
terumbu karang.
2. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida
buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan.
Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu
kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke
laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
4. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan
semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke
laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
5. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal
akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai
secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di
bawahnya.
6. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di
pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari
aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada
kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan
karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.
7. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.
8. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal
dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator
bagi terumbu karang.
Tidak sedikit yang berjuang untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang,
baik lembaga pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat,
dengan cara pemasangan terumbu karang buatan. Terumbu karang buatan
adalah bentuk bangunan atau benda yang diturunkan ke dasar perairan
sehingga dapat menyerupai atau berfungsi sebagai habitat ikan.
Selain itu, hal terpenting adalah setiap insan menyadari betapa
pentingnya kehidupan terumbu karang untuk kita. Banyak masyarakat
menggantungkan hidupnya dari sana. Dengan demikian kita bersama-sama
menjaga kehidupan terumbu karang. Pemetaan zona penangkapan ikan harus
segera diberlakukan, tidak menggunakan alat peledak dan racun ketika
menangkap ikan, dan mengurangi algae yang hidup bebas di dalam air.
Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang melestarikan alamnya.